Thursday, August 11, 2011

Sillaturahim dalam Entrepreneur Modern

Saat ini kata entrepreneur di dengungkan di mana-mana, di sekolah, di kampus-kampus, di pondok pesantren. Bahkan sering diseminarkan di gedung mewah. Kadang entrepreneur disajikan dalam materi tunggal kadang bersamaan dengan materi lain dalam training, workshop, maupun seminar.

Sedangkan sillahturrahim semula dimaknai oleh sebagian orang dengan menyambung tali persaudaraan, saling sapa, saling berkunjung saat hari-hari istimewa, ketemu secara fisik atau mungkin saja nyambangi kerabat maupun kawan dekat baik dalam keadaan suka atau duka.

Kalau dalam bisnis, sillahturrahmi sering disepadankan dengan relasi, akses maupun jaringan.

Kini Sillahturrahim dalam perspektif entrepreneur modern dipraktikkan dengan berbagai istilah : Community Marketing, Co-Branding, Refferensial Selling, Public Relation, Multi Level Marketing dan masih banyak lagi praktik-praktik sejenisnya.

Marakanya mini market yang bertebaran di setiap sudut kota, bahkan sampai di tingkat desa mampu merebut pangsa pasar pemain lama. Yang lebih mengherankan mini market ini seolah-olah bersaing ketat, setiap ada mini market "I" dapat dipastikan di dekatnya ada mini market "A" atau "C". Mereka sebenarnya bukan bersaing tapi menjalin Community Marketing.

Pemain lama yang mengandalkan stand alone, lampu penerangan seadanya, pelayanan yang belum standar sedikit demi sedikit kehilangan pelanggan, dan pelan-pelan namun pasti akan kolaps. Karena mengandalkan kemampuan secara single.

PT Telkom (BUMN) yang boleh dikata perusahaan besar nasional, harus rela melihat kenyataan merosotnya pendapatan sebesar 4,94% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Telkom cuma membukukan laba bersih Rp 6,29 triliun pada semester ini. Padahal, dibanding semester I 2007 BUMN telekomunikasi itu berhasil meraih Rp 6,63 triliun. Telkom harus menghadapi serbuan Co-Branding dari perusahaan lain yang semakin gencar. sumber http://www.detikinet.com/read/2008/08/01/080754/981009/319/pendapatan-telkomsel-turun-laba-telkom-merosot .

Sahabat saya sangat getol sekali menjalin komunikasi dengan berbagai kalangan yang konsern dengan Jiwa Entrepreneur, mulai dari akademisi, praktisi Bio Energy, Praktisi Engineering, Kyai, Birokrat sampai pengusaha UKM, itu semua itu dilakukan untuk lebih mengembangkan gerak langkahnya. Public Relation yang diupayakan tidak hanya membangun Image akan tetapi juga untuk membangun sinergi dan kolaborasi untuk upaya kemajuan.

Nabi saja pernah bersabda " Barang siapa yang merasa bahagia jika dilebihkan umur dan rejekinya, hendaklah ia bersilaturrahim." Untaian kalimat seribu empat ratusan tahun yang silam itu terbukti benar hingga kini. Tercantum pula di dalam al Qur'an "Kami jadikan engkau bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya saling mengenal." Saling mengenal mohon digaris bawahi, bukan kah upaya untuk saling mengenal dapat dilakukan dengan sillahturrahim ?

Cina nampaknya paling sigap menangkap sinyal dari hadist dan Al Qur'an. John Naisbitt Dalam Buku nya "Megatrends Asia" (1995) halaman 1 Bab pertama menuliskan : "Jepang datang." Selama beberapa tahun tampaknya Jepang secara ekonomis akan mendominasi dunia. Tetapi ternyata perubahan yang ada kini terarah ke jaringan global pengusaha Cina. Dalam ekonomi global, NEGARA BANGSA menjadi tidak relevan. Jaringan-jaringanlah yang akan mendominasi. Kekuasaan ekonomi Jepang telah mencapai puncaknya dan mulai merosot ketika orang-orang Cina mempersiapkan datangnya ABAD NAGA.

Cina mempersiapkan datangnya ABAD NAGA.

No comments: