Saturday, January 26, 2008

Tugas Bhs. Indonesia : Out Line & Pengembangan

Kerangka Karangan & Pengembangan

Kerangka Karangan

Judul :
UPAYA MEMBATASI AKSES SITUS TELARANG DI SEKOLAH

  • Penggunaan Teknologi Informasi
  • Kunjungan ke Situs Terlarang Sangat Mudah
  • Dampak Negatif yang Ditumbulkan
  • a. Mentalitas Siswa Memburuk
  • b. Pemborosan Bandwidth
  • c. Terganggunya Kelancaran Jaringan
  • Upaya Membatasi Akses Situs Terlarang
  • a. Tata Tertib Penggunaan Komputer di Sekolah
  • b. Penggunaan Perangkat Lunak Proxy Server
  • c. Pengawasan yang Terus Menerus
  • d. Pemberian Tugas oleh Guru Mata Pelajaran
  • e. Penerapan Sanksi yang Tegas


    Pengembangan :

  • UPAYA MEMBATASI
    AKSES SITUS TELARANG DI SEKOLAH

  • Kebutuhan penggunaan teknologi informasi di sekolah pada saat ini semakin diperlukan. Baik untuk kepentingan administrasi sekolah maupun untuk kemajuan belajar mengajar. Salah satu tuntutan kurikulum dalam bidang teknologi informasi adalah tersedianya fasilitas Internet di sekolah. Internet sebagai salah satu simbol kemajuan sekolah, sekolah yang belum memiliki fasilitas Internet akan dianggap sebagai sekolah “tertinggal”.
  • Teknologi penggunaan perangkat lunak yang semakin berkembang, sehingga lebih mudah penggunaannya di tangan pemakai. Akses informasi di Internet semakin mudah. Pemakai tinggal memasukkan kata kunci tertentu pada website search engine, selanjutnya pemakai akan mendapatkan alamat website penyedia informasi dari seluruh dunia. Data apapun yang diinginkan pengguna, Internet akan menyajikan dengan mudah dan cepat. Bahkan data yang tersaji tidak hanya berbasis teks, jika diinginkan data gambarpun akan disediakan. Tentu data berbasis gambar (GUI) akan lebih menarik bagi pemakai.

Berkat kemudahan akses Internet ini tidak menutup kemungkinan siswa bisa memasuki situs situs terlarang. Situs porno, situs perjudian on line maupun situs-situs kejahatan termasuk dalam kategori situs terlarang. Anehnya situs terlarang ini justru digemari pengunjung tertentu. Lebih mengkhawatirkan lagi, penyedia situs terlarang semakin hari semakin bertambah banyak dan bervariasi.



Dampak yang Ditimbulkan

Kekhawatiran ini muncul karena pihak penyedia jasa layanan Internet (ISP) membebaskan pelanggannya bisa download apa saja. Siswa mbeling dengan cepat dan gampangnya menikmati situs terlarang. Romi Satria Wahana meneliti, 60 persen kunjungan ke Internet adalah menuju situs porno. Padahal, 70% pengunjung Internet adalah mereka yang berusia belasan tahun (Luluk Ernawati, Mengajar TIK dengan Hati, Jawa Pos, hal 36, 14 Januari 2008).

Dampak yang ditimbulkan akibat pengaruh situs terlarang bagi pengunjung adalah menurunnya nilai akhlak seseorang, fantasi mereka menjadi binal dan liar, bahkan bisa menimbulkan tindak asusila maupun kriminal. Gairah belajar semakin berkurang, selera terhadap memahami pelajaran akan sirna, mereka lebih asyik mengejar fantasi liar. Selanjutnya siswa tersebut bisa dipastikan akan sering mbolos.

Kalau sudah begini apa jadinya masa depan mereka? Mereka harus kita lindungi, mereka harus kita arahkan. Hal ini tanggung jawab kita bersama.
Dari sisi teknis, akses ke situs terlarang akan menimbulkan masalah bandwidth. Situs terlarang banyak memakan memori, akibatnya akses Internet yang ada menjadi lambat dan tidak produktif. Apalagi situs nakal ini sering membawa spyware, bahkan virus komputer sering dijumpai mulai menjalar dari situs-situs terlarang.

Terganggunya kelancaran sistem jaringan lokal (LAN) juga diakibatkan adanya akses situs terlarang. Akibatnya menimbulkan sentimen diantara para pengguna.

Upaya Membatasi Akses Situs Terlarang


Sudah saatnya semua pihak memikirkan hal ini. Kepala Sekolah, Guru TIK, semua guru, karyawan maupun siswa harus terlibat dalam upaya pencegahan penggunaan Internet untuk hal-hal yang negatif.

Kepala Sekolah dengan kewenangannya bisa menerbitkan tata tertib penggunaan lab.komputer sekolah.Tata tertib meliputi hak dan kewajiban pemakai komputer, larangan, maupun sanksi. Sanksi dilakukan akibat siswa lalai melaksanakan kewajiban apalagi melanggar larangan. Salah satu poin hal-hal yang dilarang adalah “...dilarang mengakses situs ‘terlarang’….dan seterusnya”. Walaupun tata tertib seperti ini sangat gampang dilanggar oleh siapapun, peraturan sekolah harus tetap diadakan.

Ujung tombak untuk membatasi akses situs terlarang adalah guru TIK sekolah. Guru TIK sebagai administrator jaringan (LAN) di sekolah sangat diperlukan kemampuanya mengatur kelancaran sistem jaringan. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah mengoperasikan software proxy server.

Guru TIK sebagai “satpam jaringan di sekolah” harus bisa memikirkan bagaimana caranya agar loading situs yang dibuka oleh user terasa lebih cepat, dapat memblokir situs-situs terlarang yang sering membawa “penyakit komputer”, membatasi ukuran download file oleh user, mengijinkan user (komputer) mana saja yang diperbolehkan browsing, me-redirect (membelokkan) suatu situs terlarang ke situs yang lain, dan sebagainya.

Seorang administrator jaringan dapat membuat sebuah mesin proxy server untuk menjembatani hubungan dari Internet ke user. Mesin proxy ini akan berfungsi sebagai penyaring paket yang datang dari Internet, baik itu melalui port http atau ftp, sebelum sampai ke user.

Diantara software proxy terbaik yang ada di Linux adalah Squid. Squid adalah software proxy server open source dengan banyak pilihan (fitur). Squid Proxy Server cukup handal untuk menangkal akses internet terlarang yang dilakukan oleh pemakai (komputer klien). Software ini aman terhadap serangan virus komputer, karena berjalan di sistem Linux. Sedang virus lebih banyak menyerang di sistem Windows.

Penulis telah mencoba mengaktifkan software Squid Proxy Server di lab. komputer sekolah, selanjutnya memberi kesempatan kepada beberapa siswa untuk mengkses situs kesukaan mereka lewat http://google.com/. Siswa memasukkan kata kunci di mesin pencari tersebut, hasilnya error. Karena siswa menggunakan kata kunci yang termasuk kategori kata-kata dalam situs terlarang, yang sudah penulis setting di Squid Proxy Server.

Berikutnya penulis memantau salah satu siswa yang mencoba men-download file gambar maupun foto, ternyata mereka gagal mendapatkan apa yang diinginkan. Foto maupun gambar telah penulis definisikan sebagai file yang tidak boleh di download. Dari sedikit contoh kasus ini penulis pikir fungsi satpam jaringan sudah mulai berjalan.

Tidak menutup kemungkinan di kemudian hari, siswa yang jail akan bisa membobol sistem pengamanan ini. Sebab trik-trik jitu bisa mereka dapatkan dengan mudah dari buku, Internet, maupun dari hasil tanya ke teman-teman mereka.
Tugas lain yang wajib dijalankan oleh “satpam jaringan komputer“ adalah pengawasan terhadap pengguna komputer. Tugas ini diperlukan kesabaran dan ketlatenan. Setiap pengguna komputer dipantau terus menerus, baik lewat monitor server, maupun berkeliling memantau lebih dekat di sekitar mereka.

Sedang Guru-guru mata pelajaran yang lain bisa memanfaatkan salah satu metode pembelajaran dengan pemberian tugas. Tugas untuk siswa dapat berupa men-download data tertentu di Internet. Data bisa berupa fakta, hasil penelitian, berita atau yang lain-lain, hal ini dimaksudkan memperkuat pemahaman dalam pelajaran tertentu. Pemberian tugas untuk siswa ini penting, disamping untuk mengembangkan kegitan yang bersifat produktif, juga bermanfaat untuk menghindari kesempatan para siswa menuju situs terlarang.

Sanksi yang tegas perlu ditegakkan bagai setiap pelanggar tata tertib. Sanksi juga berfungsi sebagai shock terapi bagi mereka yang masih ‘bersih’ agar tidak tertular teman mereka yang telah melanggar tata tertib. Misalnya tahap pertama diberi peringatan bagi pelanggaran ringan, selanjutnya di blokir untuk pelanggaran agak berat, dan seterusnya, tergantung situasi sekolah masing-masing.


No comments: